Kita dalam Gelap
Tanah yang tandus, bahkan yang selalu dilintasi oleh aliran darah, mungkin itu seburuk-buruknya tanah pijakanmu. Tetapi, tanpa itu, di mana kamu akan berdiri? Di atas angin? Air sungai yang kecokelatan? Dedaunan yang berterbangan? Bisa saja, seandainya kamu sedang menulis puisi.
Ketika dunia memintamu datang, apa kamu akan selalu datang tepat waktu? Ketika dunia telah memberimu segalanya, dari ketiadaan sampai keabnormalan, kamu malah berkhianat dengan dalih betapa tidak adilnya ia. Ketika waktu melukaimu, bahkan ketika waktu menyembuhkanmu, siapa yang kamu pikir bisa menyediakan itu semua? Memang itu bukan duniamu. Duniamu hanya tempat yang terasa sebagaimana apa yang kamu temukan dan perlihatkan padanya. Entah itu semarak kebencian, ladang perdamaian, ataupun arena peperangan, dunia memang sesemu itu. Lalu kamu diajarkan agar membencinya.
Tetapi, siapa kamu tanpa dunia dan seisinya? Ke manakah mimpimu akan kau terbangkan tanpanya? Kita tak benci pada hal yang tak ada guna. Kamu membenci sesuatu, selalu, karena kamu tahu ia yang 'menghidupkan' kamu, dan setelah itu menyediakan kehidupan sekecil apapun itu.
Tanah yang tandus, bahkan yang selalu dilintasi oleh aliran darah, mungkin itu seburuk-buruknya tanah pijakanmu. Tetapi, tanpa itu, di mana kamu akan berdiri? Di atas angin? Air sungai yang kecokelatan? Dedaunan yang berterbangan? Bisa saja, seandainya kamu sedang menulis puisi.
Jadi, mengapa mereka begitu lapar dan menelan dunia ini bulat-bulat ke dalam kebengisan? Kebengisan yang hanya dilingkupi gelap. Itulah, kawan, yang aku tak tahu. Sayang sekali aku tak tahu, dan tak bisa memberitahu. Dan mungkinkah kamu, aku, kita dan yang lainnya bisa memanjati kerongkongan mereka? Keluar dari gelapnya perut para bengis itu? Meninggalkan dunia yang terlanjur ditelan bulat-bulat, terlanjur pekat tanpa cahaya. Tetapi, ke manakah kita akan pergi? Di mana lagi kita bisa berdunia? Memiliki dunia sendiri, sebagaimana yang kamu kehendaki.
Aku pun ingin demikian. Tetapi bagaimana bisa?
Bila kamu, aku, dan kita, diam-diam telah menyukai kegelapan.