Kamis, 27 April 2017

image source: favim.com
***
"Kepadamu Maya, yang pernah terbidik dan membidik tatapanku. Baru saja kukutuk lagi isi kepalaku
dengan sihir yang berdenyar dari baris-baris hatimu yang rompal, yang sempat jatuh darimu sebagai airmata, dan yang kau pungut menjadi kata-kata. Ah, godaan parasmu muncul di tiap spasi, tiap jarak alinea, dan tiap halaman yang terbaca. Lalu aku tersenyum menelan pahit yang kau seruput.

Maya, siapakah si brengsek yang membuatmu kehujanan dan mencari tempat berteduh?

Sehingga kala itu kita bertemu, tepatnya kala sihirmu menyimpul di tanyaku. Rupanya hanya sekali tarikan napas. Secepat itulah, Maya. Secepat padaku kau ingin menyinggah, dan juga menyampah."

....

No Room Left . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates